KURANG LEBIH BEGITU
"Apa yang kamu rasakan? Apakah kamu suka kepadaku?"
.
Aku membaca lagi pesan singkat di BBM ku sambil berusaha meyakinkan akal sehatku bahwa tidak ada yang salah dengan mataku.
.
Ternyata benar darimu, sosok dingin yang tak pernah kusangka akan melontarkan pertanyaan macam itu.
.
Aku ini perempuan yang suka main tebak-tebakan. Tapi yang ini lebih dari sekedar pertanyaan yang butuh jawaban.
.
"Hmm.."
[ENTER]
.
Aku menghela nafas, lalu terdiam lama. Huruf D itu pun telah berganti menjadi R, namun tidak ada jawaban apa-apa. Rupanya kau menunggu.
.
Berkali-kali jari-jariku menulis dan kemudian menghapus kembali kalimat-kalimat yang sudah tersusun rapi.
.
.
"Haruskah kujawab?"
[ENTER]
.
Lalu huruf R kembali terlihat.
.
"Kalau iya kenapa, kalau tidak kenapa?"
[ENTER]
.
Hening.
.
.
"Kalau iya, berarti aku tak perlu repot-repot berusaha untuk membuatmu suka kepadaku."
.
.
Dag.
.
.
Dig.
.
.
Dug.
.
.
"Kalau tidak, aku akan berusaha buat kamu suka."
.
Dhuaarr~
.
Banyak rasa bergejolak mendesak dadaku hingga rasanya hampir meledak.
.
.
"Aku ingin lebih mengenalmu, melakukan banyak hal bersamamu. Aku ingin serius denganmu."
.
Dhuaaaaarr~
.
Pikiranku makin ambyar.
.
.
Kuletakkan ponselku dan pandanganku menerawang melewati langit-langit ruang tamuku. Aku pasti sudah gila, batinku.
.
.
"Ya, aku memang suka. Tapi, perempuan itu tak perlu janji, melainkan bukti," sesaat aku hampir tak percaya mampu melontarkan kata-kata itu.
.
.
"Tunggu aku. Beberapa hari lagi aku akan datang menemuimu untuk mengutarakan maksudku, semua isi hatiku."
.
.
Kurasakan otot pipiku kaku sepanjang malam itu. Tersenyum tersipu berulang membaca pesanmu sembari tak sabar menunggu bertemu.
.
.
Kurang lebih begitu.
.
Yuuk, baca lanjutannya: BERTEMU
0 comments