How to Let Go (Part 2)
Siang ini begitu panas meskipun langit sangat mendung. Sedari tadi aku mengibaskan kipas plastikku keras-keras sambil meminum sekaleng soda dingin yang kini hampir habis. Kalau saja bukan karena Minseok, aku tidak akan mau berpanas-panasan seperti ini. Kalau saja Minseok tidak bermain basket siang ini, aku pasti sudah pulang dan mengerjakan tugas-tugas kuliahku. Sekali lagi, hanya demi Minseok.
Gigi rapi Minseok menyembul dari balik bibirnya yang terbuka ketika ia menggiring bola sambil terengah-engah. Otot bisepnya bergerak-gerak, dan kaki-kakinya terlihat lincah. Ahh, mataku usil sekali menjelajahi tubuh Minseok. Benar-benar sempurna, batinku. Lalu mataku menelusuri rambutnya yang kecoklatan, dahi lebarnya, hidung indahnya. Wajahnya terlihat semakin jelas dan besar. Terlalu besar!
“Yaa! Apa yang kau lakukan, bodoh? Aku terlalu tampan ya sampai-sampai kau menatapku seperti itu??“ Minseok yang kukira sedang bermain basket tadi tiba-tiba sudah ada di depanku, dengan wajahnya yang ia dekatkan di wajahku. Pantas semuanya terlihat sangat besar.
“A. .aa..,“ aku tak bisa menggerakkan bibirku. Wajah tampannya benar-benar membiusku.
“Bahkan kau terlihat lebih jelek dengan mulut menganga seperti ini,“ tangannya menyentuh daguku, mencoba mengatupkan mulutku yang tanpa kusadari terperangah sedari tadi.
“Aiiisshh, kau! Kau sangat jelek seperti mandoo, tau?? Makanya aku terus menatapmu!“
“Jinja? Aku jelek? Kalau begitu kenapa kau terus menempel padaku?“
“Karena. .karena. .“
“Ahh, sudahlah. .sekarang mana minumanku?“ tangannya terulur meminta sekaleng soda yang tadi ia pesan. Aku segera melemparkan satu untuknya. Sedetik kemudian ia berteriak, “Yaa! Apa ini?? Kau memberiku kaleng kosong??“. Aku menunduk, melihat sekaleng soda kosong di sampingku, lalu mendongak melihat sekaleng kosong yang lain di tangan Minseok.
“Aaa, maaf Minseokie. Aku tidak sadar sudah menghasbiskannya >.< Mianhae. Habis siang ini panas sekali.“
“Padahal aku haus sekali. Huh“
“Maafkan aku Minseokie. .jangan marah yaa,“ aku mulai khawatir melihat wajahnya berubah menjadi tanpa ekspresi.
“Ada satu syarat agar aku tidak marah,“ katanya sambil tersenyum jahat.
“Apa? Apa?“
“Kau gendong aku sampai rumah ya?“
“Apaaa?? Ma-ma-mana mungkin aku sanggup menggendong mandoo raksasa sepertimu? Aiiiishh, tega sekali kau Minseokie. Tidak mau!“
Tanpa menghiraukan penolakanku, tiba-tiba tangannya meraih tanganku, memaksaku untuk berdiri. Setelah aku benar-benar bangkit dari tempat dudukku, ia dengan cepat melesat ke belakangku. Tanpa disangka-sangka ia melingkarkan kedua tangannya di leherku dan mulai menggelayuti badanku.
“Ayolah Eun Jo, gendong aku. Aku terlalu haus untuk berjalan pulang. Ini semua kan gara-gara kau yang menghabiskan minumanku,“ ia merengek seperti anak kecil di telingaku. Tapi aku diam tak bergerak sambil berusaha menahan berat badannya di punggungku. “Kalau kau tidak mau menggendongku, mulai besok aku tidak akan mau bertemu lagi denganmu,“ lagi-lagi ia mengucapkan mantra yang membuatku menuruti semua perkataannya.
“Aiiisshh, awas kau Minseokie. Akan kubalas kau nanti,“ dengan malas aku mencoba mengangkat tubuhnya yang ternyata sangat berat. Untunglah aku termasuk gadis yang kuat sehingga aku tak harus terjatuh pada langkah pertamaku menggendongnya. Kudengar ia tertawa cekikikan di belakangku. Bahkan hembusan nafasnya terdengar jelas di telingaku.
“Ommo, ternyata kau kuat juga ya Eun Jo. Hebaaat. Aku curiga jangan-jangan kau ini sebenarnya seorang laki-laki?“ celetukannya sontak membuatku menoleh ke arahnya, ke wajah menyebalkan yang ia tempelkan di bahuku.
“Jangan banyak bicara Minseokie, atau aku akan menurunkanmu di. .“
“Bruakk,“ kami berdua jatuh setelah kakiku terantuk lubang kecil di jalan saat aku berbicara padanya tadi. Rasanya begitu sakit, apalagi dengan tubuh Minseok yang menimpa tubuhku. Kurasa punggungku mau lepas. Minseok mengerang sambil berusaha bangkit. Kemudian tangannya meraihku, membalikkan badanku yang tertelungkup di jalan. Ia menopang tubuhku di satu kakinya. Aku mengernyitkan alisku, menahan sakit. Kulihat wajahnya begitu panik.
“Eun Jo? Eun Jo? Kau bisa mendengarku? Kau tidak apa-apa?“ tangan kurusnya menepuk-nepuk pipiku. Aku tetap diam dan menatap wajahnya dengan pandangan kosong. “Eun Jo? Maafkan aku, ini salahku. Mana yang sakit? Kenapa kau tak menjawabku?“ tapi lagi-lagi aku diam, membuat Minseok terlihat bingung.
“Bantu aku untuk berdiri,“ kataku padanya.
“K-k-kau tidak apa-apa? Ahh, t-t-tanganmu. .lecet. Eun Jo, maafkan aku. Aku. .“ ia menghentikan kata-katanya ketika melihatku terkejut mendapati beberapa luka kecil di tanganku. Kutundukkan kepalaku, berpura-pura akan menangis, sengaja membuatnya semakin merasa bersalah.
“Eun Jo. .“ panik sangat terdengar dari suaranya.
Aku mendongakkan kepalaku ke arahnya tiba-tiba dan tersenyum lebar. Ia tampak sangat terkejut. Lalu dengan cepat aku berlari mendekat dan mengecup pipinya lalu pergi.
“Sampai jumpa Minesokie. Bweeekk. .“ aku segera berlari pulang sambil terus menjulurkan lidahku ke arahnya. Dengan mulut yang terbuka ia mematung di tempatnya sambil menatap ke arahku.
“Yaa! Beraninya kau menodai pipi bakpaoku! Tidak akan aku ampuniiiiiii! Sini kauuu!“ kudengar ia mulai berlari dan mengejarku.
==To be continued==
8 comments
Kyaa...knp MinSeok jahat gitu? Seharusnya laki-laki yang menggendong perempuan. Nah ini malah EunJo yang harus nggendong mas MinSeok. Gak tega..kasihan EunJo.
ReplyDeleteAnyway part 3 ditunngu ya Fortune saiyong.
hufh.... sebenernya mereka ini pacaran, tun? atau cuma temen deket yang saling suka? aku gemes dari part 1 apalagi part 2 ini....
ReplyDeletecepat reveal status hubungan Eun Ji sama Minseok, Tunnnneeee... :D
anyway, nice :D
ehehe. .rahasia lii :p
DeleteTunggu part selanjutnya yaa :)
thank youuu >.<
inilah fanfict pertamaku, wkwk. Update punyamu juga dong, terutama Parfum Gulali >.<
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMinSeok jahat ama EunJo..
ReplyDeleteAnyway tune aku sudah lelah krn sedari tadi komen tapi komenku gak ada.
Ditunggu part tiga-nya ya saiyong.
Kiss&Hug
Hehe, biar greget lah mbenar. .kan Minseok selama ini dikenal sebagai cowok baik :p
ReplyDeleteOkeee :* Ditunggu juga part 3 lanjutan Daylight sama Twilight >.<
XOXO
Tentu saiyong..
ReplyDeleteLanjutannya akan segera kutulis..
Siiipp, moga kelak kita bisa jadi penulis, hihi.
DeleteAmiiiinn. .XOXO