30 Hari Bercerita: Hari Pertama

by - January 10, 2019

Untuk kesekian kalinya kudengar ketukan bernada panik di pintu kamar mandiku.
.
"Hon?? Jawab! Kamu gapapa?? Kenapa lama banget di kamar mandi?? Kamu gak kenapa-kenapa kan?"
.
Aku membisu.
.
"Hon?? Please jawab. Aku dobrak pintunya yaa? Jangan bikin aku khawatir, Honey!"
.
Teriakannya terdengar gusar, dan ketukan di pintu berubah menjadi dentuman keras.
.
"Stop, Hon. Aku gapapa?" Aku berteriak sebelum ia benar-benar akan meruntuhkan pintu yang memisahkan kami. Lalu seketika hening, hanya ada suara nafasnya yang sedikit tersengal, dan perasaan dalam hatiku yang berkecamuk tak keruan.
.
Kubuka pintu perlahan dan kudengar ia mulai mengomel, "Honey?? Apa-apaan kau ini, berlama-lama di kamar mandi tanpa suara. Kukira kau pingsan di dalam sana.."
.
Kuulurkan benda kecil panjang bergaris merah yang sedari tadi kugenggam. Ia mengernyitkan alisnya, mengambil benda itu dan mendekatkannya ke wajahnya. Dua garis merah.
.
Kulihat rona mukanya berubah. Senyumnya melebar. Kemudian ia memelukku erat, "Honeeeyy, we're gonna have a baby!! Thank you, God". Seperti habis menang lotere, ia tertawa dengan tawa paling bahagia yang pernah kudengar. Tawa yang sama ketika aku berkata "Ya" untuk lamarannya. Sementara aku terisak hebat di pelukannya.
.
Lelakiku melepaskan pelukannya, menatapku heran. "Hey, hey. Ada apa, Hon? Kenapa kamu sedih?"
.
Tangisku makin menjadi. "I love you. I can never imagine that there will be a baby. I dreamed that I'd live our marriage just being only the two of us. I'm afraid that after s/he comes, our love will never be the same."
.
Kudengar ia menghela nafas panjang. "My love to you will stay the same. And this baby is a gift from God. We have to take care of it. With our love, we will raise the baby together."
.
Aku kembali menangis mengingat betapa singkat waktu yang kuhabiskan berdua, hanya berdua, bersama lelakiku. Pun aku tak punya daya menolak apa yang telah Tuhan berikan dan titipkan dalam rahimku.
.
Tak ada yang bisa kulakukan selain membiarkannya bertumbuh sehat di dalam sana, menumbuhkan banyak cinta untuknya sembari menyiapkan diri untuk menghadapi masa dan rasa yang mungkin tak akan pernah sama.
.
@30haribercerita #30HBC19 #fiction #ayonulislagi

You May Also Like

0 comments