FIRASAT

by - October 29, 2019

Mataku sembab setelah semalaman menangis sesenggukan. Aku hanya sedang rindu Yovie. Dan ketika mengingatnya, serta-merta hatiku begitu sesak dan tiba-tiba saja aku ingin menangis. Seperti sebuah firasat, malam itu aku dihampiri perasaan bahwa akan terjadi sesuatu pada Yovie, yang belum aku temui selama seminggu terakhir.
.
Firasat itu tak pernah kuharap menjadi benar. Memang tidak. Yovie baik-baik saja. Rupanya firasat itu berbalik pada diriku sendiri yang tidak bisa tetap baik-baik saja. Remuk redam.
.
"Nis, aku gak tahu apa kamu merasakan hal yang sama. Mungkin ini terlalu cepat untuk kukatakan, tapi aku sangat menyukaimu. Sedihnya, seberapapun aku suka, kita tidak akan bisa bersama :(," tulis Yovie di pesannya sore ini.
.
Tak perlu kutanyakan alasannya, karena aku telah memahami resiko menjatuhkan hatiku padanya. Mungkin benar kata AgnezMo bahwa cinta ini tak ada logika. Aku lupa membawa logikaku serta. Hatiku tetap jatuh pada Yovie yang jelas 'berbeda'.
.
Sejak saat itu, ada jarak yang kurasa makin menjauhkan Yovie dariku. Sesekali ia kembali menyapa, dan sesekali itu pula aku bahagia sekaligus hampa.
.
"Nis, aku udah berusaha. Tapi aku tak bisa melawan apa kata Mama. Restunya adalah segalanya," katanya dalam pesan. Lagi-lagi pipiku basah.
.
"Sudahlah, Yovie. Mungkin memang bukan jalan kita untuk bersama," balasku. Hancur.
.
Sementara waktu terus berjalan, jarak itu kian lebar. Dan akhirnya tak kudapati lagi pesan dari Yovie meski tiap kali ponselku bergetar aku masih berharap itu adalah pesan darinya. Ketika aku rindu dan tahu bahwa tak akan ada lagi pertemuan yang menjadi obat satu-satunya, aku hanya berharap di mana pun ia berada, ia sedang baik-baik saja.
.
Terkadang aku begitu kesal mengingat bagaimana anehnya pertemuan dan kejatuhan hati ini. Begitu singkat, namun menggoreskan luka yang dalam. Di saat aku masih bertanya-tanya tentang perasaan Yovie padaku, Yovie telah memberitahukannya bersamaan dengan awal kepergiannya dari hidupku. Lucu.
.
Terkadang pula sebuah pikiran jadi muncul dibenakku. Mungkinkah Yovie seperti bajingan lainnya, yang mencari alasan untuk pergi ketika yang telah dibuat jatuh hati tak sesuai dengan yang ia ingini?

You May Also Like

0 comments