SALAM DARI AWAN
Mataku melirik ke arah jam tangan berwarna peach yang melingkar di tanganku. Sepuluh menit lagi kelas Semiotics akan segera dimulai. Aku meneruskan percakapanku dengan teman-teman di lorong kampus sembari menunggu dosenku datang.
."Dara!" seseorang memanggilku. Aku tak terkejut mendapati bahwa yang memanggilku adalah Adhim, sesama sanguinis random yang hari ini akan mengikuti kelas yang sama denganku.
.
"Ada apa, Dhim?"
.
"Kamu dapet salam tuh," jawabnya dengan wajah lucunya yang mengundang orang untuk melontarkan candaan tentangnya.
.
"Ciyeee, bokis banget. Dari sapa emang?" bibirku manyun menunggu jawabnya yang kuduga pasti akan membuatku tertawa.
.
"Dari Awan."
.
DEG. Apa aku tak salah dengar? Apakah dia Awan yang sama yang terpaksa pergi dan hanya menjadi kisah 'hampir jadi'? Awan yang nama kontaknya selalu kuharapkan untuk muncul di notifikasi ponselku? Awan yang diam-diam kudoakan agar selalu bahagia dimanapun dia berada?
.
Mataku menatap Adhim tajam, "Yang bener?! Awan siapa, Dhim???" Jantungku berdebar.
.
"Awan Harendra. Kenal, kan? Kok kaget gitu sih. Ciyeee, ada apa-apanya nih," godanya.
.
Itu Awanku. Awan yang sama. Baru sekejap aku mampu melupakan nama itu dan menenggelamkan diriku di tengah kesibukan perkuliahan. Kini ketika nama itu kembali terdengar, aku tak bisa tak memikirkannya.
.
"Kok kamu bisa kenal Awan, Dhim? Kenal dimana? Trus gimana ceritanya dia tiba-tiba titip salam buat aku??"
.
Belum sempat Adhim menjawab, dosenku memasuki kelas. Aku memberi kode pada Adhim untuk duduk di sebelahku. Aku menuntut penjelasan darinya.
.
"Jadi, gimana Dhim ceritanya?" bisikku di tengah kuliah yang berlangsung.
.
Adhim balik berbisik, "Aku kenal Awan di sebuah game online. Saat dia tau kalau aku kuliah di sini, dia langsung menanyakan apakah aku kenal kamu. Trus dia titip salam deh buat kamu."
.
Kurasakan pipiku memerah, sama seperti ketika pertama kali bertemu Awan di awal tahun itu. Setidaknya, di rentang waktu tanpa pertemuan dan percakapan, Awan masih mengingatku. Tanpa sadar, kuremas tangan Adhim, "Ajari aku main game itu, Dhim!"
.
Adhim mengangguk tanda setuju. Bahagiaku sesederhana itu.
.
.
#ceritalepas #fiksi #cerpen #teenlit #galaustory #sastra
0 comments