30 Hari Bercerita: Hari Keduabelas - Bagaimana Jika...?

by - February 14, 2019


"Sayang? Boleh aku bertanya?" Kataku sambil berbaring di pangkuannya.
.
"Ya? Tanyalah," jawabnya sambil sibuk meneruskan permainan dalam ponselnya.
.
"Bagaimana jika...suatu saat salah satu dari kita lebih dulu dipanggil Tuhan?"
.
Jarinya berhenti bergerak. Ia menurunkan ponselnya dan menatapku, "Kenapa tiba-tiba bertanya begitu??"
.
"Aku hanya ingin tahu saja, Sayang. Ayooo, jawablah untukku," rengekku.
.
"Jika aku pergi lebih dulu, kau harus mencari penggantiku," jawabnya. Tidak memuaskanku.
.
"Kenapa begitu??"
.
"Anak kita akan membutuhkan sosok ayah. Dan kau pasti memerlukan seseorang untuk mendampingi sisa hidupmu."
.
"Jadi, kalau seandainya aku yang pergi lebih dulu, kau juga akan mencari penggantiku?"
.
"Hmmm..Mungkin..karena aku tak mampu merangkap peranmu sebagai ibu."
.
Hening.
.
"Tapi..jika kamu yang lebih dulu pergi, aku tidak akan mencari penggantimu, Sayang," kataku memecah keheningan.
.
"Sayang, kau harus.." jari telunjukku menghalangi bibirnya.
.
"Sssst," selaku, "..bagaimana mungkin aku mencari penggantimu jika alasanku menikah adalah untuk menghabiskan hidupku bersamamu? Bagaimana aku bisa mengucap janji yang sama di hadapan Tuhan dan jemaatnya untuk kedua kalinya? Aku untukmu dan kamu untukku selamanya, Sayang," seketika aku merasa romantis.
.
Kulihat ia tertawa kecil, "Kau ini lucu ya, Sayang. Kau yang bertanya, kau yang sewot. Itulah sebabnya kenapa aku enggan meresponnya. Lagipula, aku tidak ingin membayangkan hal-hal yang tak kuinginkan untuk terjadi dalam waktu dekat ini. Aku ingin menua dan berbagi kebahagiaan hanya denganmu, tidakkah itu cukup? Daripada bertanya yang aneh-aneh, lebih baik berdoa supaya kita sama-sama berumur panjang agar kita punya banyak waktu untuk dihabiskan bersama. Supaya panjang umur, kita harus hidup sehat, salah satunya dengan makan sayuuuur. Kamu harus belajar makan sayur supaya wajahmu tidak cepat keriput. Masa yang dimakan mie instan melulu."
.
Aku memutar bola mataku dan bangkit dari pangkuannya, "Dih, ujung-ujungnya bahas sayur. The Ordinary lebih manjur daripada sayuurrr!"
.
"Hah? Apa itu The Ordinary?"
.
"Belikan biar tahu," jawabku.
.
@30haribercerita #30hbc1912jika #30haribercerita

You May Also Like

0 comments