30 Hari Bercerita: Hari Keenambelas

by - February 14, 2019


Ia bukan pengamen biasa. Umurnya sebaya denganku dan menempuh jurusan yang sama di kampus yang berbeda. Mengamen adalah caranya untuk mencari biaya tambahan untuk studinya. Ia sering datang ke tempat ini, dan orang-orang banyak mengenalnya karena suara merdunya dan wajahnya yang tampan.
.
Mataku tak berhenti bergerak memandanginya dari ujung rambut sampai kaki. Dengan kaus putih, celana jeans belel selutut, dan topi baseball, ia memang tampak tampan. Samar-samar aku bisa mencium aroma parfum musk nya yang segar.
.
"Mbak?" Kudengar seseorang memanggil.
.
"Mbak?" Kulihat bibirnya bergerak-gerak.
.
"Mbak? Kok bengong? Mau dinyanyikan lagu apa?" Lalu aku tersadar ia yang sedari tadi kupandangi menunggu jawabanku.
.
"Hah? Oo..iya. Anu. Hmmm..apa yaa? Terserah Mas, deh, mau nyanyi lagu apa. Yang jelas saya cuma punya uang dua ribu nih," jawabku malu-malu, sebab kulihat di gelas bekas air mineral yang ia bawa, sudah ada beberapa lembar puluhan ribu. Jumlahnya lebih banyak dari pada lembar dua ribu dan koin receh di bawahnya.
.
"Kalau gitu, lagunya Lobow ya, Mbak?"
.
"Oke," jawabku sambil meneguk kopiku yang mulai dingin.
.
Suaranya memang merdu, dan ia terlihat mahir memainkan gitarnya. Pantas saja perempuan-perempuan di meja seberang tak henti-hentinya meminta ia menyanyi dan menyanyi lagi.
.
Aku menikmati setiap lirik yang ia ucapkan. Ia begitu menjiwai setiap lagu yang ia nyanyikan sampai-sampai aku berpikir ia betul-betul menyanyikannya untukku.
.
"Kau cantik hari ini..dan aku suka. Kau lain sekali..dan aku suka," seketika jantungku berdebar keras mendengar refrain lagu itu dinyanyikan olehnya. Meski dia hanya sekedar bernyanyi, aku tak peduli. Sayang, aku harus pulang dan menolak tawarannya untuk mendengarkan satu lagu lagi.
.
"Terimakasih, Mbak," katanya dengan sopan.
.
Aku hanya tersenyum dan mulai beranjak dari kursiku.
.
"Mbak?" Ia memanggilku lagi.
.
"Ya?"
.
"Besok datang kesini lagi ya. Saya nyanyikan Lobow lagi," katanya.
.
Aku tertawa.
.
"Kalau gak sempet kesini, saya yang akan kesana..?"
.
"Emangnya tahu rumah saya?"
.
"Enggak. Kesana, ke mimpinya Mbak maksudnya," ia tersenyum jahil. Aku menggeleng-nggelengkan kepala.
.
@30haribercerita #30hbc1916

You May Also Like

0 comments